
Pernahkah Anda merasa frustrasi karena anak menolak makan hanya karena makanannya “bau”, “licin”, atau “terlalu berwarna”? Bisa jadi itu bukan sekadar pilih-pilih makanan biasa. Anak mungkin mengalami sensory sensitivity atau kepekaan sensori yang membuatnya sulit menerima makanan dengan tekstur, aroma, atau warna tertentu.
Apa Itu Sensory Sensitivity?
Sensory sensitivity adalah kondisi di mana sistem saraf anak terlalu peka terhadap rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Dalam konteks makan, kepekaan ini bisa muncul terhadap:
• Tekstur makanan (lembek, renyah, berlendir, kasar)
• Aroma makanan (terlalu tajam, berbau amis, rempah yang kuat)
• Warna makanan (terlalu mencolok, tidak menarik, terlalu banyak warna)
Anak dengan sensory sensitivity bisa merasa sangat tidak nyaman saat harus menyentuh atau mencium makanan yang tidak disukainya. Reaksinya pun bisa ekstrem: muntah, menangis, menutup mulut rapat-rapat, bahkan menolak duduk di meja makan.
Mengapa Hal Ini Terjadi?
Sistem sensorik anak sedang dalam masa perkembangan. Anak-anak dengan gangguan perkembangan seperti autisme, ADHD, atau keterlambatan bicara seringkali memiliki sistem sensori yang belum matang. Ini membuat otaknya kesulitan mengolah informasi dari indra, sehingga responnya menjadi berlebihan atau justru kurang responsif.
Dampak Terhadap Perkembangan Anak
Jika tidak ditangani, dapat berdampak pada:
• Asupan gizi tidak seimbang → Risiko kekurangan zat gizi penting seperti zat besi, zinc, dan omega-3.
• Keterlambatan pertumbuhan → Berat badan tidak naik, tinggi badan tidak optimal.
• Gangguan belajar dan perilaku → Kurangnya energi dan fokus akibat asupan nutrisi yang buruk.
• Masalah sosial dan emosi → Anak merasa tertekan saat makan, atau merasa “berbeda” dari teman-teman yang bisa makan apa saja.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Berikut beberapa strategi untuk membantu anak mengatasi kepekaan sensori terhadap makanan:
- Mulai dari desensitisasi ringan
Ajak anak mengenal makanan baru lewat bermain sensorik: sentuh, cium, dan lihat dulu makanannya tanpa harus dimakan. - Gunakan pendekatan bertahap
Misalnya dari melihat → menyentuh → mencium → menjilat → mengecap sedikit → makan. Hargai setiap proses sekecil apa pun. - Hindari paksaan
Memaksa anak makan justru bisa memperburuk ketakutan atau trauma terhadap makanan. - Libatkan anak dalam proses memasak
Anak cenderung lebih berani mencoba makanan yang ia bantu siapkan. - Gunakan media pendukung
Gunakan buku cerita, boneka, atau lagu bertema makan untuk membangun asosiasi positif. - Konsultasi dengan profesional
Jika kepekaan sensori cukup berat dan mengganggu tumbuh kembang, segera konsultasikan ke ahli terapi okupasi atau klinik tumbuh kembang anak.
Kapan Orang Tua Perlu Waspada?
Pilih-pilih makanan bisa menjadi bagian dari perkembangan normal. Namun, ada saatnya ini bisa menjadi tanda masalah sensori yang lebih serius, terutama jika anak menunjukkan tanda-tanda berikut:
• Hanya mau makan makanan tertentu selama lebih dari 1 bulan
• Menolak semua makanan baru yang ditawarkan
• Sering muntah atau menangis saat melihat/mencium makanan
• Berat badan stagnan atau menurun
Kesimpulan : Memahami Lebih Dalam, Mendampingi Lebih Lembut
Menolak makanan karena tekstur, aroma, atau warna bukan semata soal “tidak suka”, bisa jadi itu adalah sinyal bahwa anak sedang kesulitan memproses informasi sensori di sekitarnya. Dengan memahami bahwa ini adalah bagian dari tantangan sensori, orang tua bisa lebih sabar dan empatik dalam mendampingi anak melewati fase ini.
Alih-alih fokus pada jumlah makanan yang masuk, cobalah untuk lebih memperhatikan pengalaman makan anak: apakah ia merasa aman, nyaman, dan tidak tertekan? Karena ketika anak merasa nyaman dengan lingkungannya, peluangnya untuk menerima makanan baru pun akan jauh lebih besar.
Maka dari itu, yuk mulai memahami sinyal-sinyal sensori anak. Karena lewat langkah kecil yang konsisten, kita bisa membantu anak menjelajahi dunia rasa dan tekstur dengan lebih percaya diri.
Jika Anda ingin tahu lebih dalam atau membutuhkan panduan personal, tim ahli di The TamTam Therapy Centre siap membantu. Hubungi kami untuk konsultasi atau sesi evaluasi sensori yang menyeluruh!