
Setiap anak memiliki cara belajar dan tumbuh kembang yang berbeda. Namun, dalam konteks pendidikan inklusif, penting bagi guru dan orang tua untuk memahami kapan seorang anak membutuhkan bantuan tambahan di lingkungan sekolah. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah pendampingan dari guru pendamping (shadow teacher). Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai ciri-ciri anak yang membutuhkan shadow teacher sebagai bagian dari dukungan tumbuh kembangnya.
- Kesulitan Memahami Instruksi Lisan dari Guru
Anak yang membutuhkan shadow teacher umumnya tampak kesulitan memahami arahan yang diberikan secara verbal. Ia memerlukan pengulangan instruksi beberapa kali, atau hanya merespons ketika dibantu secara langsung. Ini bisa terjadi karena gangguan pada pemrosesan bahasa reseptif, lambat dalam memahami bahasa, atau adanya hambatan kognitif lainnya.
Contohnya, saat guru memberi perintah “Buka buku halaman 12 dan kerjakan soal 1 sampai 5,” anak mungkin tidak bereaksi atau malah melakukan hal lain, seperti bermain atau diam mematung.
- Tidak Dapat Fokus dalam Waktu yang Lama
Beberapa anak menunjukkan tanda-tanda tidak mampu duduk tenang dan memperhatikan guru selama kegiatan berlangsung. Mereka cepat terdistraksi, berpindah-pindah tempat, memainkan benda di sekitar, atau malah meninggalkan kelas tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini sering dijumpai pada anak dengan gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktivitas (ADHD), dan bisa sangat mengganggu proses belajar di kelas jika tidak didampingi secara khusus.
- Menunjukkan Perilaku yang Mengganggu Kegiatan Belajar
Ciri lain adalah anak yang cenderung menunjukkan perilaku mengganggu, seperti memukul teman, berteriak, merusak barang, atau melempar benda ketika merasa frustrasi. Anak-anak ini mungkin tidak bermaksud nakal, namun belum memiliki keterampilan regulasi emosi dan perilaku yang baik, sehingga membutuhkan pendamping yang bisa membimbingnya mengatasi situasi dengan cara yang tepat.
- Tidak Dapat Mengikuti Rutinitas Sekolah Secara Mandiri
Jika anak terus-menerus membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas harian di sekolah—misalnya saat makan, ke toilet, menyusun perlengkapan sekolah, atau transisi dari satu kegiatan ke kegiatan lain—maka hal ini bisa menjadi indikator penting bahwa ia membutuhkan shadow teacher. Pendamping akan membantu anak untuk menjadi lebih mandiri secara bertahap.
- Kesulitan dalam Bersosialisasi dengan Teman Sebaya
Anak yang sulit menjalin hubungan sosial atau bermain bersama teman sebaya secara harmonis juga menjadi kandidat yang mungkin memerlukan shadow teacher. Anak-anak ini biasanya terlihat menyendiri, tidak memahami konsep berbagi, bergiliran, atau mudah terlibat konflik ketika bermain. Pendamping bisa berperan sebagai mediator sosial dan role model yang membimbing anak untuk bersosialisasi secara sehat.
- Reaksi Emosional Berlebihan terhadap Perubahan
Anak yang sangat sensitif terhadap perubahan jadwal, guru, lingkungan kelas, atau aktivitas mendadak seringkali mengalami kecemasan tinggi, menangis, atau bahkan tantrum hebat. Shadow teacher dapat membantu anak mengelola transisi secara lebih tenang dan memberi rasa aman melalui pendampingan yang konsisten.
- Ketergantungan Tinggi pada Guru atau Teman
Jika anak selalu membutuhkan teman atau guru untuk menyelesaikan tugas, bahkan yang sederhana sekalipun, ini bisa menjadi tanda bahwa anak belum cukup mandiri. Shadow teacher berfungsi untuk mendampingi anak tanpa membuatnya bergantung, sekaligus melatih kemandirian secara bertahap.
- Tidak Merespons Ketika Diajak Berkomunikasi
Anak yang terlihat tidak peka terhadap ucapan atau ajakan berbicara—baik oleh guru maupun teman—mungkin memiliki hambatan komunikasi yang perlu difasilitasi oleh pendamping. Hal ini sering terjadi pada anak dengan gangguan spektrum autisme, keterlambatan bicara, atau kesulitan interaksi sosial.
Kesimpulan:
Jika satu atau beberapa ciri di atas muncul secara konsisten di lingkungan sekolah dan menghambat proses belajar anak, maka pendampingan melalui shadow teacher bisa menjadi solusi yang tepat. Shadow teacher bukan hanya sekadar penjaga, tetapi menjadi jembatan yang membantu anak belajar, tumbuh, dan berkembang secara optimal.