The TamTam Therapy Centre

Kenapa Anak Tidak Boleh Duduk dengan Posisi W, Ini Alasannya!

Kenapa Anak Tidak Boleh Duduk dengan Posisi W, Ini Alasannya!

Posisi duduk W-sitting sering kali terlihat pada anak-anak, terutama saat mereka bermain di lantai. Posisi ini disebut W karena bentuk kaki anak yang menyerupai huruf W ketika duduk, lutut ditekuk ke depan, sementara kaki menekuk ke belakang di sisi tubuh. Meskipun tampak nyaman, posisi ini sebenarnya tidak disarankan untuk dilakukan secara berulang karena dapat berdampak buruk terhadap perkembangan postur, kekuatan otot, hingga koordinasi tubuh anak.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Pediatric Physical Therapy Journal (2019), kebiasaan duduk dalam posisi W dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah pada postur tubuh, rentang gerak sendi, hingga keterlambatan perkembangan motorik.

  1. Menghambat Perkembangan Keseimbangan dan Koordinasi

Posisi W membuat anak memiliki dasar tumpuan yang sangat lebar. Hal ini membuat mereka tidak perlu menggunakan otot inti (core muscle) untuk menjaga keseimbangan tubuh. Akibatnya, anak menjadi terbiasa duduk dengan postur pasif tanpa melatih keseimbangan tubuh.

Jika dilakukan terus-menerus, anak bisa mengalami keterlambatan dalam kemampuan koordinasi, seperti kesulitan menjaga postur duduk di kursi, berjalan stabil, atau melakukan aktivitas motorik kasar seperti berlari dan melompat.

  1. Menekan Sendi Panggul dan Lutut

Posisi W memberikan tekanan yang tidak alami pada sendi panggul dan lutut. Tekanan berlebih ini dapat menyebabkan rotasi internal panggul dan kaki, yang dalam jangka panjang bisa memengaruhi pola berjalan anak.

Dalam kasus tertentu, anak mungkin terlihat berjalan dengan kaki mengarah ke dalam (in-toeing). Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot pada tungkai bawah dan meningkatkan risiko nyeri lutut atau kaki saat anak tumbuh besar.

  1. Menghambat Penguatan Otot Inti dan Punggung

Anak yang sering duduk dengan posisi W cenderung memiliki otot inti yang lemah. Karena tubuhnya sudah mendapatkan tumpuan dari posisi kaki, anak tidak perlu mengaktifkan otot perut dan punggung untuk menjaga keseimbangan.

Padahal, otot inti yang kuat sangat penting untuk mendukung kemampuan motorik halus dan kasar, termasuk kemampuan menulis, berlari, atau menjaga postur tubuh saat duduk di sekolah.

Miss Iska Netti, S.Psi, salah satu Terapis Holistik di The TamTam Therapy Centre, menjelaskan pentingnya memperhatikan postur duduk anak sejak dini:

“Banyak orang tua berpikir posisi duduk W itu hal kecil, padahal bisa berdampak besar terhadap perkembangan motorik anak. Kami sering menemukan anak dengan postur tubuh kurang seimbang karena kebiasaan duduk ini,” ungkap Miss Iska, belum lama ini.

Lebih lanjut, Miss Iska menambahkan bahwa dengan latihan terapi okupasi yang tepat, anak bisa diarahkan untuk menggunakan posisi duduk yang lebih baik seperti duduk bersila, duduk dengan kaki lurus ke depan, atau duduk di kursi kecil yang sesuai tinggi tubuhnya.

  1. Dapat Menghambat Perkembangan Motorik Halus

Posisi W juga membatasi pergerakan batang tubuh (trunk rotation), yaitu kemampuan anak untuk memutar badan ke kanan dan kiri. Padahal, gerakan ini sangat penting untuk mengembangkan koordinasi tangan dan mata, keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam menulis, menggambar, atau bermain alat musik.

Ketika anak tidak terbiasa melakukan rotasi tubuh, maka perkembangan motorik halusnya bisa terhambat. Anak mungkin menjadi lebih cepat lelah atau kesulitan mengontrol gerakan tangan secara presisi.

Alternatif Posisi Duduk yang Dianjurkan

Untuk menghindari kebiasaan duduk dalam posisi W, orang tua bisa mengarahkan anak ke posisi duduk yang lebih aman dan mendukung perkembangan tubuhnya, seperti:

  1. Duduk Bersila (Cross-Legged Sitting) — Membantu melatih keseimbangan tubuh dan memperkuat otot inti.
  2. Duduk Kaki ke Depan (Long Sitting) — Melatih fleksibilitas otot paha belakang dan membantu postur duduk yang baik.
  3. Duduk di Kursi Sesuai Postur Anak — Membantu anak beradaptasi dengan posisi duduk di sekolah dan melatih fokus saat belajar.

Miss Iska menekankan bahwa konsistensi orang tua sangat penting.

“Membentuk kebiasaan postur yang baik perlu dilakukan sejak dini. Jika anak terbiasa dengan posisi duduk yang benar, maka perkembangan motorik dan postur tubuhnya akan jauh lebih optimal,” jelasnya.

Kesimpulan
Kebiasaan duduk dalam posisi W memang tampak sepele, namun dampaknya terhadap perkembangan tubuh anak tidak boleh diabaikan. Posisi ini dapat menghambat koordinasi, memperlemah otot inti, serta memicu gangguan pada panggul dan lutut jika dilakukan terus-menerus.

Yuk, mulai perhatikan cara duduk anak dan bantu mereka membiasakan postur yang benar untuk tumbuh kembang yang lebih sehat dan seimbang.

Jika Anda ingin mengetahui postur dan perkembangan motorik anak lebih dalam, konsultasikan langsung di The TamTam Therapy Centre bersama tim terapis profesional kami. (RYLA)

Scroll to Top