
Susah makan pada anak seringkali dianggap wajar atau sekadar perilaku memilih makanan. Namun, di balik itu terdapat faktor penting yang perlu diperhatikan, yaitu kesiapan sistem sensorik.
Sistem sensorik berperan dalam proses makan, mulai dari mengenali aroma, merasakan tekstur, hingga mengoordinasikan gerakan mulut untuk mengunyah dan menelan. Jika sistem ini belum matang, aktivitas makan dapat terasa tidak nyaman, sehingga anak menolak makanan tertentu.
Peran Sensorik dalam Proses Makan
Sistem sensorik membantu anak:
- Mengidentifikasi rasa (manis, asin, asam, pahit, umami)
- Membedakan tekstur (halus, renyah, kenyal, kasar)
- Merasakan suhu makanan
- Mengatur gerakan mulut, lidah, dan rahang
Ketika terjadi hambatan pada proses ini, anak dapat mengalami kesulitan makan meskipun secara fisik mampu melakukannya.
Ciri-Ciri Anak Susah Makan Karena Faktor Sensorik
Perhatikan tanda-tanda berikut yang menunjukkan adanya hambatan pemrosesan sensorik:
- Menolak makanan dengan tekstur tertentu
- Sensitif terhadap aroma yang kuat
- Mengunyah terlalu lama atau enggan menelan
- Hanya mau makan dengan warna atau bentuk tertentu
- Memuntahkan atau menyingkirkan makanan baru
- Menghindari aktivitas mengunyah yang memerlukan tenaga lebih
Penyebab Kesulitan Makan yang Berkaitan dengan Sensorik
Hambatan sensorik yang memengaruhi makan sering disebut oral sensory processing issue, yang dapat terbagi menjadi:
- Over-responsif – Terlalu sensitif terhadap rasa, tekstur, atau suhu makanan sehingga menolak atau bereaksi berlebihan.
- Under-responsif – Memerlukan rangsangan lebih kuat untuk merasakan makanan, sehingga cenderung memilih rasa atau tekstur tertentu.
- Gangguan koordinasi oral motor – Otot mulut, lidah, dan rahang belum bekerja optimal untuk mengunyah dan menelan secara efisien.
Apa saja dampaknya jika tidak ditangani?
Jika tidak segera ditangani, kesulitan makan akibat hambatan sensorik dapat berdampak pada:
- Asupan gizi yang tidak seimbang
- Pertumbuhan fisik yang terhambat
- Keterlambatan keterampilan makan mandiri
- Peningkatan stres pada anak dan orang tua saat waktu makan
Apa saja langkah-langkah yang Dapat Dilakukan?
Beberapa strategi yang bisa dicoba orang tua, antara lain:
- Menciptakan suasana makan yang menyenangkan tanpa ada paksaan.
Anak biasanya lebih terbuka untuk mencoba makanan baru ketika merasa tenang dan nyaman. Hindari memaksa atau menekan anak, karena justru dapat membuat mereka semakin menolak. Cobalah untuk menjadikan waktu makan sebagai momen positif dan menyenangkan bagi seluruh keluarga. - Mengenalkan berbagai rasa dan tekstur makanan secara bertahap.
Jangan langsung memberikan makanan dengan tekstur atau rasa yang sangat berbeda dari biasanya. Mulailah dengan variasi kecil, misalnya menambahkan sedikit potongan sayur dalam menu favorit anak. Dengan cara ini, anak akan lebih mudah beradaptasi tanpa merasa kaget. - Melibatkan anak dalam memilih atau menyiapkan makanan.
Anak akan merasa lebih bersemangat ketika dilibatkan dalam proses, misalnya memilih sayur di pasar atau membantu menata piring. Aktivitas ini dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan membuat anak lebih tertarik untuk mencoba makanan yang ia bantu siapkan. Selain itu, hal ini juga menumbuhkan rasa percaya diri anak. - Menggunakan alat makan yang nyaman dan disukai anak.
Piring atau sendok dengan warna dan bentuk menarik bisa meningkatkan semangat anak saat makan. Pastikan alat makan yang digunakan juga sesuai dengan usia dan kemampuan motorik anak. Dengan begitu, proses makan menjadi lebih mudah dan menyenangkan bagi mereka.
Jika tanda-tanda di atas muncul secara konsisten, sebaiknya lakukan evaluasi dengan profesional terapi sensori atau okupasi.
Konsultasi di The TamTam Therapy Centre Sukabumi
The TamTam Therapy Centre Sukabumi menyediakan layanan terapi sensori yang dirancang untuk membantu anak lebih nyaman menerima berbagai jenis makanan. Tim profesional kami menggunakan pendekatan menyenangkan untuk melatih keterampilan makan, mengurangi sensitivitas berlebih, dan mendukung perkembangan motorik oral anak.
Mari, segera konsultasikan kebutuhan anak Anda bersama tim kami dan dukung tumbuh kembangnya secara optimal (RYLA)
Referensi:
American Occupational Therapy Association (AOTA)
Sensory Processing Disorder Foundation
American Speech-Language-Hearing Association (ASHA)