
Tahukah Ayah Bunda, sekitar 80% perkembangan otak anak terjadi dalam 5 tahun pertama kehidupannya? Periode ini dikenal dengan istilah golden age, yaitu masa emas di mana perkembangan fisik, kognitif, bahasa, sosial, dan emosional anak tumbuh sangat pesat. Pada masa ini, otak anak membentuk jutaan koneksi saraf setiap detik, sehingga stimulasi yang tepat akan sangat menentukan kualitas tumbuh kembangnya di masa depan.
Otak Anak Berkembang Pesat di Usia Dini
Penelitian menunjukkan bahwa ukuran otak bayi saat lahir hanya sekitar seperempat ukuran otak orang dewasa. Namun, otak ini berkembang sangat cepat—sekitar 80% telah terbentuk di usia 3 tahun, dan mencapai 90% pada usia 5 tahun (Stern Center, 2020). Perkembangan ini mencakup pembentukan struktur otak dan koneksi sinapsis yang menjadi dasar kemampuan anak dalam belajar, berbahasa, bergerak, dan bersosialisasi.
Di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menekankan bahwa sekitar 50% kapasitas kecerdasan terbentuk pada usia 4 tahun, dan mencapai 80% saat anak berusia 8 tahun. Artinya, masa awal kehidupan benar-benar menjadi periode emas yang tidak boleh diabaikan (Kemendikbud, 2021).
Pentingnya Stimulasi Sejak Dini
Stimulasi dini berarti memberikan rangsangan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, baik berupa aktivitas bermain, interaksi sosial, maupun pengalaman belajar sederhana.
Stimulasi dini memiliki berbagai manfaat penting bagi perkembangan anak. Dari segi bahasa dan komunikasi, anak menjadi lebih cepat belajar berbicara dan memahami kata-kata. Pada aspek motorik, baik keterampilan kasar seperti berjalan dan berlari, maupun keterampilan halus seperti menulis atau memegang benda, berkembang secara seimbang. Selain itu, stimulasi juga mendukung kemampuan sosial dan emosional, membantu anak belajar berinteraksi dengan orang lain, mengenali emosi, serta membangun rasa percaya diri. Tidak kalah penting, stimulasi dini juga meningkatkan kemampuan kognitif anak, sehingga mereka lebih mudah memahami hubungan sebab-akibat, memecahkan masalah, dan berpikir logis.
Di The TamTam Therapy Centre, setiap program dan kegiatan dirancang khusus untuk mendukung stimulasi dini, terutama bagi anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan seperti autisme, ADHD, atau keterlambatan bicara. Aktivitas yang diberikan tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menunjang kemampuan bahasa, motorik, sosial, emosional, dan kognitif anak.
Misalnya, melalui sensory play, anak belajar mengenali tekstur, suara, dan gerakan secara aman dan terstruktur. Melalui latihan motorik, anak memperkuat koordinasi dan keseimbangan tubuh, sedangkan interaksi dalam kegiatan kelompok membantu anak belajar berkomunikasi, bersosialisasi, dan mengekspresikan emosinya dengan lebih baik.
Pendekatan personalized ini memastikan setiap anak mendapatkan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan dan potensinya, sehingga perkembangan mereka lebih optimal dan anak dapat lebih percaya diri dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Cara Sederhana Memberikan Stimulasi
Stimulasi dini tidak harus rumit atau mahal. Justru hal-hal sederhana yang dilakukan sehari-hari bersama anak akan sangat berdampak.
Misalnya:
• Mengajak anak bermain sambil belajar seperti menyusun balok, bernyanyi, atau bermain peran.
• Membacakan buku untuk merangsang bahasa dan imajinasi.
• Memberikan kesempatan mandiri seperti makan sendiri atau membereskan mainan.
• Berinteraksi dengan kasih sayang, karena dukungan emosional orang tua sama pentingnya dengan stimulasi fisik.
Kesimpulan
Periode golden age adalah waktu terbaik untuk mendukung tumbuh kembang anak. Dengan memberikan stimulasi sejak dini, orang tua tidak hanya membantu anak berkembang optimal secara fisik dan kognitif, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk masa depan. Ingatlah, stimulasi dini bukan soal seberapa mahal mainan yang diberikan, tetapi tentang konsistensi, interaksi positif, dan kasih sayang yang tulus dari Anda.
Ingin tahu tips stimulasi sederhana tapi efektif untuk anak? Follow kami untuk konten inspiratif setiap hari! (APRL)