
Gangguan bahasa reseptif adalah kondisi ketika anak mengalami kesulitan untuk memahami bahasa yang didengar atau dibaca. Anak dengan gangguan ini mungkin bisa mendengar dengan baik, tetapi otaknya mengalami hambatan dalam memproses dan memahami arti kata, kalimat, atau instruksi yang diberikan.
Masalah ini sering kali membuat anak terlihat seperti tidak mendengarkan atau mengabaikan pembicaraan, padahal sebenarnya ia tidak sepenuhnya memahami apa yang dimaksud. Jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan bahasa reseptif dapat memengaruhi perkembangan komunikasi, kemampuan belajar, dan interaksi sosial anak. Artikel ini akan membahas mengenai penyebab, gejala, dan pentingnya penanganan dini pada Anak yang mengalami gangguan Bahasa reseptif.
- Penyebab Gangguan Bahasa Reseptif
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan bahasa reseptif pada anak meliputi:
- Gangguan pendengaran
Anak yang mengalami masalah pendengaran akan kesulitan menangkap informasi secara jelas, sehingga pemahaman bahasanya terganggu.
Gangguan perkembangan
Kondisi seperti autisme, ADHD, atau keterlambatan perkembangan umum dapat memengaruhi kemampuan anak dalam memproses bahasa dan memahami instruksi. - Gangguan neurologis
Masalah pada otak yang mengatur pemrosesan bahasa, seperti cedera otak atau kelainan bawaan, dapat menghambat pemahaman bahasa. - Kurangnya stimulasi bahasa
Minimnya percakapan, kegiatan membaca, atau interaksi yang melibatkan komunikasi bisa membuat perkembangan bahasa anak terhambat. - Riwayat kelahiran prematur atau komplikasi medis
Kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan otak sejak dini, termasuk kemampuan memahami bahasa.
- Gejala Gangguan Bahasa Reseptif
Orang tua perlu waspada jika anak menunjukkan beberapa tanda berikut:
• Sulit memahami instruksi sederhana atau kompleks.
• Sering mengulang pertanyaan karena tidak mengerti maksudnya.
• Tampak bingung saat mendengarkan cerita atau penjelasan.
• Respon lambat atau tidak tepat terhadap pembicaraan.
• Kesulitan memahami konsep seperti ukuran, arah, atau urutan waktu. - Dampak Jika Gangguan Bahasa Reseptif Tidak Ditangani
Jika gangguan bahasa reseptif tidak segera mendapatkan intervensi, anak berisiko mengalami:
• Kesulitan belajar di sekolah, terutama membaca dan menulis.
• Hambatan dalam bersosialisasi dengan teman sebaya.
• Rendahnya rasa percaya diri karena sering merasa “tidak mengerti”.
• Potensi masalah perilaku akibat frustrasi. - Cara Mengatasi Gangguan Bahasa Reseptif
Penanganan gangguan bahasa reseptif biasanya memerlukan bantuan profesional seperti terapis wicara (speech therapist) dan dukungan intensif dari orang tua. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Terapi wicara secara rutin untuk melatih kemampuan memahami bahasa.
- Gunakan bahasa sederhana dan jelas saat berbicara dengan anak.
- Perkuat komunikasi dengan visual seperti gambar, gestur, atau simbol.
- Latihan memahami instruksi secara bertahap dari yang mudah ke kompleks.
- Bacakan buku cerita dengan intonasi dan ekspresi yang menarik.
Kesimpulan
Gangguan bahasa reseptif adalah tantangan yang bisa memengaruhi banyak aspek perkembangan anak, mulai dari kemampuan belajar hingga interaksi sosial. Deteksi dini dan terapi yang tepat sangat penting agar anak dapat memahami bahasa dengan lebih baik dan berkembang secara optimal.
Jika Ayah Bunda mencurigai adanya tanda-tanda gangguan bahasa reseptif pada anak, segera konsultasikan dengan tim professional The TamTam Therapy Centre untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Kami siap membantu! (APRL)