
Orang tua sering merasa khawatir atau kesal ketika anak tidak menjawab saat dipanggil. Sebagai orang tua, pendidik, atau pendamping tumbuh kembang anak, kita tentu ingin membangun komunikasi yang hangat dan responsif dengan buah hati. Namun, bagaimana jika anak tidak menjawab saat dipanggil namanya? Sering kali, hal ini dianggap sebagai sikap acuh, tidak fokus, atau bahkan tanda pembangkangan. Padahal, bisa jadi situasi ini menyimpan sinyal awal dari kondisi perkembangan yang lebih kompleks.
Artikel ini disusun untuk membantu para orang tua dan pengasuh memahami lebih dalam mengenai berbagai kemungkinan penyebab anak tidak merespons saat dipanggil. Dengan pendekatan berbasis ilmu perkembangan anak dan pengalaman klinis di lapangan, kami berharap artikel ini dapat membuka wawasan serta menjadi langkah awal menuju intervensi yang tepat dan penuh kasih.
A. Apa Saja Kemungkinan Penyebabnya?
- Gangguan Pendengaran
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kemungkinan gangguan pendengaran. Anak yang memiliki masalah pada pendengaran tentu akan sulit merespons suara di sekitarnya, termasuk ketika dipanggil. Pemeriksaan audiometri atau tes pendengaran sederhana bisa menjadi langkah awal untuk memastikannya. - Keterlambatan Perkembangan Bahasa dan Komunikasi
Anak yang mengalami keterlambatan bicara atau pemahaman bahasa bisa saja tidak mengenali bahwa ia sedang dipanggil. Bisa jadi ia belum sepenuhnya mengerti bahwa nama dirinya adalah “panggilan” yang perlu direspons. - Gangguan Perkembangan, seperti Autisme (ASD)
Tidak merespons saat dipanggil adalah salah satu ciri yang bisa muncul pada anak dengan autisme. Bukan berarti anak tidak bisa mendengar, tapi ada kesulitan dalam memproses interaksi sosial atau memahami makna dari sebuah ajakan komunikasi. Mereka mungkin juga lebih tertarik pada rangsangan visual atau sensori lainnya dibandingkan suara dari orang di sekitarnya. - Terlalu Terfokus pada Aktivitas Tertentu
Pada beberapa anak, terutama usia balita, perhatian bisa sangat terserap oleh hal-hal yang menarik seperti bermain, menonton video, atau aktivitas fisik. Ini membuat mereka “terputus” sementara dari stimulus lain, termasuk suara panggilan dari orang tuanya. - Kondisi Sensorik atau Attention Deficit
Anak dengan gangguan pemrosesan sensori atau ADHD bisa mengalami kesulitan memilah mana stimulus yang perlu direspons dan mana yang bisa diabaikan. Ini membuat respons mereka terhadap panggilan bisa tidak konsisten, tergantung kondisi lingkungan dan aktivitasnya.
B. Apa Dampaknya Jika Dibiarkan?
Jika anak tidak menunjukkan respons saat dipanggil dan hal ini dibiarkan terlalu lama tanpa dicari penyebabnya, bisa terjadi keterlambatan dalam aspek lain seperti komunikasi sosial, perkembangan bahasa, hingga kemampuan membangun relasi. Di sisi lain, orang tua yang merasa frustrasi mungkin tanpa sadar memberi label negatif seperti “anak keras kepala” atau “tidak nurut”, padahal anak sebenarnya butuh dukungan yang tepat sesuai kebutuhannya.
C. Langkah yang Bisa Dilakukan Orang Tua
- Amati Konsistensi Pola Respons Anak
Coba amati: apakah anak selalu tidak merespons, atau hanya dalam situasi tertentu saja? Ini bisa menjadi petunjuk awal penting. - Cek Pendengaran Anak Secara Medis
Konsultasikan dengan dokter anak atau lakukan tes pendengaran untuk memastikan fungsi auditori anak bekerja dengan baik. - Bangun Respons Lewat Interaksi Positif
Gunakan panggilan nama anak dengan lembut dan kontak mata. Hindari memanggil sambil marah atau terburu-buru, karena ini bisa membuat anak merasa terancam atau justru enggan merespons. - Berikan Waktu dan Gunakan Isyarat Visual
Beberapa anak merespons lebih baik dengan bantuan isyarat visual atau sentuhan lembut di pundaknya, dibandingkan hanya dengan suara dari jauh. - Pertimbangkan Evaluasi Perkembangan
Jika anak masih tidak menunjukkan respons meski sudah diberi stimulasi yang cukup, ada baiknya dilakukan evaluasi tumbuh kembang oleh tenaga profesional seperti psikolog anak atau terapis perkembangan.
Kesimpulan :
Tidak semua anak yang tidak menjawab saat dipanggil berarti sedang tidak fokus atau mengabaikan. Bisa jadi, anak sedang berjuang dengan hal-hal yang tidak terlihat oleh mata seperti kesulitan komunikasi, sensori, atau bahkan perkembangan sosial. Semakin cepat orang tua mengenali dan memahami hal ini, semakin besar peluang anak mendapatkan dukungan yang tepat untuk berkembang secara optimal.
Semakin dini dikenali, semakin besar peluang anak untuk mendapatkan dukungan yang tepat.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga ahli seperti terapis, psikolog anak, atau dokter tumbuh kembang. Mari bersama menciptakan lingkungan yang lebih memahami dan mendukung setiap anak untuk tumbuh optimal. Kami siap membantu!