The TamTam Therapy Centre

Anak Sensitif Suara Keras atau Tekstur? Kenali Terapi Sensori Integrasi

terapi sensori integrasi anak

Apakah anak Anda sering menutup telinga saat mendengar suara vacuum cleaner, menangis saat mengenakan pakaian tertentu, atau menghindari sentuhan yang dianggap biasa oleh anak lain? Atau justru sebaliknya—terlihat terus-menerus bergerak, melompat, atau mencari sensasi dari berbagai tekstur? Jika Anda menemukan tanda-tanda ini pada anakmu, bisa jadi mereka mengalami gangguan pemrosesan sensori.

Gangguan ini bisa memengaruhi kenyamanan dan kemampuan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Kabar baiknya, kondisi ini dapat dibantu melalui terapi sensori integrasi anak—sebuah pendekatan yang telah terbukti membantu banyak anak mengelola rangsangan sensori secara lebih sehat dan terorganisir.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai terapi sensori integrasi: apa itu, siapa yang membutuhkannya, apa manfaatnya, dan bagaimana Anda bisa memberikan dukungan terbaik untuk anak yang sensitif terhadap suara, cahaya, atau tekstur tertentu.


Apa Itu Terapi Sensori Integrasi?

Terapi sensori integrasi adalah pendekatan terapeutik yang dirancang untuk membantu anak-anak mengatur dan merespons informasi dari lingkungan melalui pancaindra mereka. Anak dengan gangguan sensori mungkin menerima informasi (seperti suara, cahaya, sentuhan, gerakan, atau rasa) secara berlebihan atau justru kurang, sehingga menyebabkan reaksi emosional atau perilaku yang tidak sesuai dengan situasi.

Tujuan utama dari terapi ini adalah membantu anak untuk:

  • Mengorganisir dan merespons rangsangan sensorik dengan cara yang lebih adaptif
  • Mengurangi kecemasan yang dipicu oleh rangsangan tertentu
  • Meningkatkan kemampuan belajar, fokus, dan berinteraksi dengan lingkungan

Terapi ini biasanya dilakukan oleh terapis okupasi bersertifikat yang memiliki pelatihan khusus dalam terapi sensori integrasi.


Gejala Umum Anak yang Membutuhkan Terapi Sensori

Tidak semua anak yang sensitif memerlukan terapi, namun Anda perlu waspada jika anak menunjukkan gejala berikut secara berkelanjutan:

Sensitivitas Tinggi (Overresponsive)

  • Menutup telinga terhadap suara keras atau tiba-tiba
  • Menghindari tekstur pakaian tertentu (seperti bahan kasar atau ketat)
  • Menolak makanan dengan tekstur tertentu
  • Tidak suka disentuh atau dipeluk, bahkan oleh orang tua
  • Mudah terganggu oleh pencahayaan terang atau suara ramai

Sensitivitas Rendah (Underresponsive)

  • Tidak merespons ketika dipanggil
  • Terlihat “lamban” dalam mengenali sentuhan atau suara
  • Sering menabrak benda atau orang karena tidak menyadari ruang di sekitarnya

Sensasi Pencari (Sensory Seeking)

  • Suka memutar tubuh, melompat, memanjat secara berlebihan
  • Terus-menerus menyentuh benda atau orang lain
  • Menggigit atau mengunyah benda yang tidak seharusnya (seperti baju, pensil)

Jika salah satu dari pola ini terlihat dominan dan memengaruhi aktivitas anak di rumah, sekolah, atau lingkungan sosial, maka terapi sensori integrasi anak sangat dianjurkan.

Baca juga: Panduan Terapi Sensori Integrasi untuk Anak di Jakarta


Bagaimana Terapi Sensori Bekerja?

Terapi sensori tidak dilakukan dengan ceramah atau instruksi verbal yang kaku. Sebaliknya, anak akan diajak bermain menggunakan alat dan aktivitas yang secara khusus dirancang untuk menstimulasi sistem sensorik mereka.

Beberapa aktivitas terapi meliputi:

  • Ayunan terapi untuk menstimulasi sistem vestibular (keseimbangan)
  • Permainan tekstur seperti pasir kinetik, slime, atau bahan kasar/halus
  • Aktivitas menekan atau menarik seperti memeluk bantal besar, menarik tali, atau meremas mainan
  • Melompat di trampolin atau bermain keseimbangan untuk meningkatkan kesadaran tubuh (proprioseptif)

Aktivitas ini dipilih berdasarkan kebutuhan sensori anak dan disesuaikan seiring perkembangan terapi.


Manfaat Terapi Sensori Integrasi untuk Anak

1. Mengurangi Reaksi Negatif terhadap Rangsangan

Anak yang sebelumnya panik saat mendengar suara keras atau memakai baju berbahan tertentu, bisa menjadi lebih toleran dan tenang.

2. Meningkatkan Fokus dan Kesiapan Belajar

Stimulasi yang tepat membantu anak menjadi lebih tenang dan siap mengikuti aktivitas belajar di sekolah.

3. Meningkatkan Koordinasi Tubuh dan Motorik

Aktivitas terapi membantu anak meningkatkan keseimbangan, kesadaran tubuh, dan kemampuan motorik halus seperti menulis atau menggambar.

4. Meningkatkan Keterampilan Sosial

Anak belajar menghadapi lingkungan sosial tanpa merasa kewalahan oleh rangsangan sensori, sehingga lebih percaya diri berinteraksi.

5. Membantu Regulasi Emosi

Anak akan belajar mengenali dan mengendalikan emosi yang muncul akibat sensasi tidak nyaman, mengurangi ledakan emosi atau tantrum.

Baca juga: Gejala ASD pada Balita yang Perlu Diwaspadai Sejak Dini


Kapan Harus Memulai Terapi?

Jawaban terbaik adalah: secepat mungkin. Semakin dini terapi dimulai, semakin besar potensi perkembangan anak. Usia 2–6 tahun adalah masa emas di mana otak anak sangat plastis dan cepat menyerap stimulasi.

Jika anak menunjukkan pola perilaku sensori yang mengganggu keseharian—baik di rumah, sekolah, maupun saat bermain—jangan ragu untuk melakukan evaluasi oleh terapis sensori atau psikolog anak.


Peran Orang Tua dalam Terapi Sensori

Kunci keberhasilan terapi tidak hanya pada sesi bersama terapis, tapi juga dukungan dari rumah. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan:

  • Diskusikan hasil terapi dan rekomendasi aktivitas rumah dengan terapis
  • Siapkan “pojok sensori” di rumah—area khusus dengan bantal empuk, mainan tekstur, atau alat sensori
  • Gunakan rutinitas harian yang terstruktur agar anak merasa aman
  • Perhatikan dan catat reaksi anak terhadap lingkungan untuk dilaporkan ke terapis

Semakin terlibat orang tua, semakin optimal hasil terapi yang dicapai.

Baca juga: Apa Itu ASD pada Anak? Ini Penjelasan Lengkapnya


Bagaimana Memilih Tempat Terapi Sensori yang Tepat?

Jika Anda tinggal di kota besar seperti Jakarta, penting untuk memilih tempat terapi yang:

  • Memiliki terapis bersertifikat dengan spesialisasi terapi sensori integrasi
  • Menyediakan evaluasi awal menyeluruh
  • Memberikan laporan perkembangan secara berkala
  • Memiliki pendekatan yang menyenangkan dan berbasis bermain
  • Terbuka untuk kolaborasi dengan orang tua
  • Memiliki fasilitas yang aman, bersih, dan ramah anak

Rekomendasi Terapi Sensori Integrasi Anak di Jakarta

Salah satu pusat terapi yang direkomendasikan adalah The TamTam Therapy Centre di Jakarta. Pusat ini telah dikenal sebagai tempat terapi anak yang menyediakan layanan terapi sensori integrasi, terapi wicara, terapi okupasi, dan pendampingan psikologis secara holistik.

Keunggulan TamTam Therapy Centre:

  • Terapis berpengalaman dan bersertifikasi dalam terapi sensori
  • Evaluasi individual dan program terapi yang dipersonalisasi
  • Fasilitas bermain yang dirancang khusus untuk stimulasi sensori
  • Lingkungan yang positif, nyaman, dan menyenangkan bagi anak
  • Kolaborasi erat antara tim terapis dan orang tua

Terapi sensori integrasi

Kesimpulan

Anak yang sensitif terhadap suara keras, sentuhan, atau tekstur tertentu bukan berarti “manja” atau “nakal”. Bisa jadi mereka mengalami tantangan dalam pemrosesan sensori. Melalui terapi sensori integrasi anak, mereka bisa belajar mengenali, memahami, dan merespons lingkungan dengan cara yang lebih sehat dan adaptif.

Jika Anda melihat tanda-tanda gangguan sensori pada anakmu, jangan tunda untuk mencari bantuan profesional. Dengan dukungan dari The TamTam Therapy Centre di Jakarta, anak Anda bisa berkembang dengan optimal, lebih percaya diri, dan siap menghadapi tantangan di dunia sosial maupun akademik.

Jangan tunda untuk memberikan dukungan terbaik bagi anak Anda. Hubungi The TamTam Therapy Centre hari ini untuk memulai perjalanan terapeutik anak Anda dan bantu mereka mencapai potensi penuh mereka.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top